Jawaban 1.Petunjuk Umum Mustahiq zakat (yang berhak menerima zakat) itu ialah إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Q.s. At-Taubah:60 Apabila zakat tersebut sudah diserahterimakan kepada mustahiq, maka statusnya sudah bukan zakat lagi tetapi sudah sebagai hak milik yang boleh dipergunakan dan diatur oleh pemiliknya. Namun apabila ia menerima zakat itu sebagai titipan buat mustahiq, maka wajib menjaga atau menyampaikannya kepada mustahiq. 2. Petunjuk Khusus Pengertian sabilillah sebagai berikut : وَ سَبِيْلُ اللهِ عَامٌّ يَقَعُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ خَالِصٍ, سَلَكَ بِهِ طَرِيْقَ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى...... وَ إِذَا أُطْلِقَ فَهُوَ فِى الْغَالِبِ وَاقِعٌ عَلَى الْجِهَادِ حَتَّى صَارَ لِكَثْرَةِ الْاِسْتِعْمَالِ كَأَنَّهُ مَقْصُوْرٌ عَلَيْهِ "Dan pengertian sabilillah itu luas, meliputi segala amal ikhlas, dan dengan amal itu ia menempuh jalan taqarrub (ibadah) kepada Allah Ta'ala ........ Dan apabila kata sabilillah dipergunakan dengan muthlaq, maka pada umumnya berarti jihad (perang), sehingga tampaknya menjadi khusus dipergunakan kata termaksud untuk pengertian itu saja, sebab terlalu sering dipergunakan bagi pengertian termaksud". (Ibnul Atsir, An Nihayah, II : 156) فَكُلُّ جُهْدٍ يَحْمِلُهُ الْإِنْسَانُ فِى الدِّفَاعِ عَنِ الْحَقِّ وِالْخَيْرِ وَالْفَضِيْلَةِ أَوْ فِى تَقْرِيْرِهَا وَحَمْلِ النَّاسِ عَلَيْهَا فَهُوَ جِهَادٌ فِى سَبِيْلِ اللهِ "... maka setiap kesungguhan amal yang dilakukan orang untuk memelihara berlakunya kebenaran, kebaikan dan keutamaan akhlak, atau menjaga agar tetap keadaannya utuh dan mengajak orang untuk berbuat serupa itu, maka perbuatan adalah jihad fi sabilillah". (Syekh Rasyid Ridha, Tafsir al Manar, VI:270)
Dengan demikian, apabila suatu organisasi atau lembaga telah memenuhi kriteria sabilillah, maka berhak menerima zakat. Dan zakat yang sudah diserahterimakan kepada pengurusnya, maka statusnya sudah bukan zakat lagi, melainkan sebagai hak milik lembaga yang boleh dipergunakan dan diatur oleh pengurusnya, misalnya memberikannya kepada guru-guru sebagai gaji atau kepada buruh yang sedang membangun sarana lembaga atau gedung pesantren sebagai upah atau kepada para pedagang sebagai biaya pembelian bahan-bahan bangunan.
Forum Mubalig PERSIS BatununggalBertugas membantu Bidgar Dakwah dalam meningkatkan silaturahmi, kualitas, dan kuantitas mubalig dan bertanggung jawab kepada Bidgar Dakwah PC Persis Batununggal
Bolehkah zakat fitrah bagian fi Sabilillah dipergunakan untuk pembangunan gedung?
H.Kikin, Jamaah Masjid Miftahul Hidayah
Jawaban
1.Petunjuk Umum
Mustahiq zakat (yang berhak menerima zakat) itu ialah
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Q.s. At-Taubah:60
Apabila zakat tersebut sudah diserahterimakan kepada mustahiq, maka statusnya sudah bukan zakat lagi tetapi sudah sebagai hak milik yang boleh dipergunakan dan diatur oleh pemiliknya. Namun apabila ia menerima zakat itu sebagai titipan buat mustahiq, maka wajib menjaga atau menyampaikannya kepada mustahiq.
2. Petunjuk Khusus
Pengertian sabilillah sebagai berikut :
وَ سَبِيْلُ اللهِ عَامٌّ يَقَعُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ خَالِصٍ, سَلَكَ بِهِ طَرِيْقَ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى...... وَ إِذَا أُطْلِقَ فَهُوَ فِى الْغَالِبِ وَاقِعٌ عَلَى الْجِهَادِ حَتَّى صَارَ لِكَثْرَةِ الْاِسْتِعْمَالِ كَأَنَّهُ مَقْصُوْرٌ عَلَيْهِ
"Dan pengertian sabilillah itu luas, meliputi segala amal ikhlas, dan dengan amal itu ia menempuh jalan taqarrub (ibadah) kepada Allah Ta'ala ........ Dan apabila kata sabilillah dipergunakan dengan muthlaq, maka pada umumnya berarti jihad (perang), sehingga tampaknya menjadi khusus dipergunakan kata termaksud untuk pengertian itu saja, sebab terlalu sering dipergunakan bagi pengertian termaksud". (Ibnul Atsir, An Nihayah, II : 156)
فَكُلُّ جُهْدٍ يَحْمِلُهُ الْإِنْسَانُ فِى الدِّفَاعِ عَنِ الْحَقِّ وِالْخَيْرِ وَالْفَضِيْلَةِ أَوْ فِى تَقْرِيْرِهَا وَحَمْلِ النَّاسِ عَلَيْهَا فَهُوَ جِهَادٌ فِى سَبِيْلِ اللهِ
"... maka setiap kesungguhan amal yang dilakukan orang untuk memelihara berlakunya kebenaran, kebaikan dan keutamaan akhlak, atau menjaga agar tetap keadaannya utuh dan mengajak orang untuk berbuat serupa itu, maka perbuatan adalah jihad fi sabilillah". (Syekh Rasyid Ridha, Tafsir al Manar, VI:270)
Dengan demikian, apabila suatu organisasi atau lembaga telah memenuhi kriteria sabilillah, maka berhak menerima zakat. Dan zakat yang sudah diserahterimakan kepada pengurusnya, maka statusnya sudah bukan zakat lagi, melainkan sebagai hak milik lembaga yang boleh dipergunakan dan diatur oleh pengurusnya, misalnya memberikannya kepada guru-guru sebagai gaji atau kepada buruh yang sedang membangun sarana lembaga atau gedung pesantren sebagai upah atau kepada para pedagang sebagai biaya pembelian bahan-bahan bangunan.
Nama : Rizki
email : anak.kasep@gmail.com
No HP : 021 96489844
Bagaimana hukum laki-laki memakai cincin emas? terima kasih
Nama : muhammad amir
E-mail :-
No hp :08319526392
Apa tanggapan persis tentang orang yg kesurupan jin,setan?
bagaimana ciri-cirinya, dan cara mengatasinya atau mennyembuhkannya?